Diskusi Buku "Pemimpin Cinta"
DISKUSI BUKU
PEMIMPIN CINTA
(BAB I Point 1-5)
OLEH:
ADI SINGGIH NUGRAHA, S.Pd.
PENYELENGGARA PENDIDIKAN YAYASAN SALIB SUCI
SD SANTO THOMAS
“TERAKREDITASI A”
NOMOR POKOK SEKOLAH NASIONAL ( NPSN ): 20215332
Alamat : JL. P. Walangsungsang 139 Ciledug
– Cirebon. Telp (0231) 663264
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Juli 2018
Penyaji :
Adi Singgih Nugraha,S.Pd.
Tentang
Buku :
Sebuah buku berjudul
“Pemimpin Cinta” terbitan PT Mizan Pustaka (Cetakan Pertama/Edisi I), Tahun
2015 Bandung.
Tentang
Penulis :
Bapak. Edi Sutarto adalah
Pria kelahiran Slawi (Selatan Kota Tegal) tahun 1966. Pernah menjabat sebagai
kepala SMA Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan sejak 1998 hingga 2004. Saat
Aktif di Al-Izhar Pondok Labu, pernah dua kali menjabat sebagai ketua Komunitas
Pelatihan Pendidikan (KPP). Tahun 2008-2010 menjabat sebagai Program Officer Yayasan Cahaya Guru
(YCG). Sejak tahun 2000 hingga kiniaktif sebagai konsultan pendidikan dan
motivator pendidik. Materi pelatihan dan motivasi yang pernah dibawakannya di
seantero Indonesia antara lain Manajemen Pendidikan, Manajemen Kelas, Metode
Pembelajaran Kreatif, Pentingnya Bahasa Tubuh Dalam Pembelajaran, Menulis Itu
Mudah, Display Kelas, Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran Kekinian, 5R,
Proyek Dalam Pembelajaran, Kepemimpinan, Manajemen Konflik, Komunikasi Bisnis,
Komunikasi Efektif, Tim Dinamis, Delapan Standar Nasional Pendidikan, Guru
Cinta, dan Pemimpin Cinta.
Tahun 2004-2010 menjadi
Dosen Apresiasi Drama & Penulisan Karya Ilmiah UNJ, Universitas Multimedia Nusantara,
Prasetia Mulya Bussines School & Universitas Trisakti. Dan mengampu
matakuliah Bahasa Indonesia, Penulisan Karya Ilmiah, Apresiasi Sastra,
Apresiasi Drama, Kajian Naskah, Acting
And Casting, Reading And Writing,
dan Komunikasi Bisnis. Sekarang sebagai kandidat Doktor Pendidikan Bahasa UNJ.
Tahun 1988 mendirikan
Teater Numprah di Rawamangun, produktif hingga tahun 1992. Sejak tahun
1995-2010 aktif sebagai aktor, mentor keaktoran, dan pelatih seni peran di
Teater Koma. Tahun 2014-2016 menjadi Pembina FLP Wilayah Makassar. Sejak tahun
2011 sampai Sekarang (Direktur Sekolah Islam Athirah).
BERHARAP JADI AKAR
Karya
: Edi Sutarto
Pada rembulan hingga matahari
Pada bumi hingga langit
Pada hujan hingga pelangi
Pada jatuh ada di pandangan pertama
Adalah kamu yang menjadikan denyut nadiku
berkepak berjuta merpati
Adalah kamu yang menjadikan tatap mataku
berbinar berjuta kunang-kunang
Ingin ada glisir pucuk-pucuk nyiur
Menggugurkan bulir-bulir embun pada matamu
Agar didapati kesejukan yang melarung
ketenangan jiwa
Ingin ada bijak geletar pangkal-pangkal
nyiur
Meluruhkan
kuntum-kuntum gurindam pada bibirmu
Agar didapati sejatinya keindahan kisah
kau dan aku
Ingin ada mekar cakrawala di ceruk hatimu
terdalam
Agar didapati kisah tentang kau dan aku =
kita yang tak bertepi
Diantara buncah-buncah kebahagiaan
Ada rindu yang menyergap-nyergap
Berharap jadi akar pada pohon kokoh,
rindang berbunga indah, dan berbuah lebat
Ialah pohon bernama Athirah
BAB
I
BERMULA
DARI AKAR
- Bekerja
Untuk Keabadian
“Jika
kau bukan anak seorang raja dan bukan anak seorang ulama, maka jadilah penulis.” (Imam Al-ghazali)
Sekolah bergedung kembar dengan arsitektur minimaslis
ini menampung 150 siswa SMP dan 150 siswa SMA. 80% dari mereka berasal dari “Keluarga
kurang beruntung saat ini”. Lebih enak didengar dibanding anak ”Keluarga
Dhuafa”. Karena boleh jadi suatu saat mereka menjadi perubah nasibnya,
keluarganya bahkan bangsa ini. Sekolah
Athirah (Makassar) memiliki banyak prestasi. Beragam kejuaraan dimenanginya,
mulai tingkat Kota, Provinsi, bahkan Nasional. Para alumni perdananya lebih
dari 62% diterima di beberapa perguruan tinggi terbaik. Mulai dari UNM, UNHAS,
UI, IPB, ITB, UGM, dan 6% di Universitas terbaik di Turki dan Madinah dengan
beasiswa penuh.
Awal April 2011 saya
menjejakkan kaki pertama kalinya di Athirah. Seluruh gedung dan WC nya masih bau
cat tembok. Belum ada perkakas di dalamnya, kecuali ambal matras yang kusam dan
sobek. Itupun dibawa dari sekolah athirah lain. Saya tidur dengan matras itu dengan seprai yang saya bawa sendiri.
Sebenarnya banyak yang menawarinya/memaksa menginap di hotel. Namun ia ingin
“menghirup atmosfer” awal yang penuh harapan dan gairah yang meletup-letup.
Suatu ketika saya
pernah mengingat perkataan kakak (Toni Sudiryo) puluhan tahun silam (ketika
penulis masih kelas 3 SD) yang berkata:
“Awalilah memimpin dengan menumbuhkan
dan membesarkan rasa cinta kepada komunitas yang kamu pimpin. Jadilah pemimpin
cinta agar kamu tumbuh energi positif yang akan memantulkan berlipat ganda
energi positif untukmu. Energi itu adalah energi selaksa cinta dari anak
buahmu.”
Kala itu saya
masih belum mengerti perkataan sang kakak. Hingga setelah dewasa tepatnya
setelah menjadi Ketua Unit Kesenian Mahasiswa IKIP Jakarta. Ayah menyentuh hati saya persis seperti perkataan Jalaludin Rumi (Seorang Sufi):
“Dengan
hidup yang hanya sepanjang setengah tarikan napas, jangan tanam apapun kecuali
cinta.”
- Meninggalkan
Zona Nyaman
“Jangan bikin kepalamu menjadi
perpustakaan. Pergunakan pengetahuanmu untuk diamalkan.” (Swami
Vivekananda)
Saya yang
seorang kandidat doktor UNJ, ini lulus IKIP Negeri Jakarta 1992 dan langsung
diminta bergabung menjadi guru sekaligus anggota tim penyelenggaraan
operasional di SMP Al-Izhar Pondok Labu. Pada tahun yang sama SMP diresmikan
oleh Prof. Dr. B.J. Habibie dan berkembang baik hingga saat ini.
Berdasarkan pengalaman S2 dan aktor
Teater Koma, saya membentuk karakter
siswa Al-Izhar melalui program pementasan drama. Dari sinilah awal kesuksesan
pementasan drama dan di TK & SD menjadi mrogram akhir tahun di setiap
kelas, sedangkan di SMP dan SMA menjadi ajang Festival Tahunan dengan
menghadirkan para nomine. Mulai dari naskah terbaik hingga sutradara terbaik di
lingkungan Al-Izhar.
“Haruskah saya menjadi Direktur Ahirah?” pertanyaan ini hadir ketika di awal
permulaan Januari 2011. Beliau dihubungi oleh Ibu Tini Moeis, Pimpinan PMK
Consulting. Beliau membayangkan bahwa jika Ibu Tini menghubunginya, berarti ada
pekerjaan besar yang perlu melibatkannya. Karena dahulu Beliau pernah bekerja
sama dengan Ibu Tini untuk Proyek Sekolah Satu Atap yang melibatkan
Pemerintahan Indonesia dengan Australia beberapa tahun lalu.
Dari sinilah beliau meninggalkan Zona Nyaman. Karena sudah barang tentu
meninggalkan Jabodetabek dan tawaran menarik (sebagai dosen tetap) oleh Prof.
Dr. Yohanes Surya. Setelah membuat peta kekuatan-kelemahan dan mendiskusikan
dengan keluarga, akhirnya istri dan anak mendukung saya (yang suka akan tantangan) untuk memenuhi tawaran Ibu Tini
Moeis.
Di bawah berikut adalah kriteria
dari kandidat Direktur Athirah oleh Direksi Kalla Group adalah seperti dibawah
ini.
Lantaran
Petir
“Seorang
Ibu hanya dapat menggenggam tangan anaknya sesaat saja, tetapi menggenggam hati
anaknya seumur hidupnya.” (Ratih Novitasari)
M
|
otivasi
beliau mengambil profesi sebagai pendidik, diantaranya adalah dari ibu dan
nenek. Saat masih kecil, bila malam turun hujan, dapat dipastikan saya lompat
dari tempat tidur dan pindah ke tempat nenek.
Dan
gemuruh petir membuat nenek berdoa agar kami tenang. Kala itu banyak pertanyaan
pada nenek yang akhirnya dipaparkan ibu beliau.
Bahwasanya sang ayah beliau adalah
tentara jujur yang siap ditempatkan di daerah konflik seperti Aceh dll. Tidak
seperti teman-teman ayah beliau yang kebanyakan memakan sabun batangan ketika
diseleksi untuk penempatan. Karena berdampak diare dan akhirnya tidak dipilih.
Namun sang Ayah tidak. Karena merasa bangga dan menjadi pahlawan agar negara
menjadi lebih aman. saya ingin
mengikuti jejak ayah dan memohon doa restu menjadi AKABRI. Mendengar anandanya
ingin mengikuti jejak suaminya, ibu nampak tak berkeinginan saya meninggalkan keluarga seperti ayah
saya. Lalu akhirnya saya mnedaftarkan diri menjadi guru dan
meminta doa restu ibu. kemudian ibu berkata:
“Ibu
doakan dan restui kamu jadi guru, tetapi jadilah guru yang bukan sekedar guru.
Jadilah guru yang luar biasa agar kelak menjadi gurunya guru.”
Doa dan motivasi
ibu pada hakikatnya mengharapkan saya
menjadi pemimpin, bukan hanya sekedar guru biasa. Sayapun mengingat selalu pesan bapak:
Pemimpin
sejati tidak pernah terbang ketika dipuji punya visi yang jelas dan mampu
mengawalny dengan gigih.
Untuk itu beliau merumuskan indikator kerja keras
sebagai berikut.
A.
Selalu berusaha menciptakan peluang (selalu
ada unsur kreatif & Inovatif yang mencengangkan bagi orang lain).
B.
Semua target direncanakan dengan baik,
menjaga proses dengan mengawal langsung, mengevaluasi perencanaan dan proses
untuk perbaikan di kemudian hari.
C.
Aktif bersama, bila diperlukan mengangkat
barang untuk dipindahkan ke tempat lain.
D.
Melayani dengan sepenuh cinta.
- Guru
Tanpa Jarak
Pak Iskandar berubah menjadi makhluk ajaib tanpa jarak.
saya mendadak bisa main catur. Wow!
Ini menakjubkan. Tetapi yang lebih menakjubkan lagi adalah
pertanyaan-pertanyaan beliau sepanjang main catur.
“Bermain catur hanya bisa dilakukan oleh orang cerdas.
Permainan ini bisa dilakukan dengan baik oleh orang yang mencintai matematika
karena perminan ini sangat memerlukan daya ketelitian dalam menghitung langkah
setiap bidak. Dalam bermain catur juga diperlukan seni leadership yang tinggi
karena di dalamnya berperan perencanaan yang harus matang sebelum menggerakkan
bidak.”
Dipertengahan permainan. Pak
Iskandar mengangkat raja perlahan sambil mendoakan saya agar kelak menjadi pemimpin di sebuah perusaan dengan gaji
yang besar. Selanjutnya menurut beliau, untuk menjadi pemimpin semacam ini
harus memahami ilmu matematika dengan baik agar bisa mengolah keuangan
perusahaan dengan efisien.
Di akhir permainan catur, beliau
memberikan uang lima ratus rupiah kepada saya.
Meminta saya membelikan beberapa
makanan kecil dan segelas es teh manis. Beliau juga memintaka disisakan lima
puluh rupiah untuk saya. Sepanjang
jalan saya berpikir keras uang
tersebut harus belanjakan apa?
Saya
belikan (es teh=Rp.250,-), (Bakwan= Rp.100,-), (tempe goreng= Rp.100,-).
Setelahnya kembali dengan belanjaan. Pak Iskadar meminta saya menikmati semua makanan dan minuman yang saya beli. Saya terperangah. Seraya beliau
berkata. “Itu hadiah karena kamu cepat memahami permainan catur yang sarat
dengan hitungan matematis. Kelak bisa bapak andalkan untuk mewakili sekolah
dalam pertandingan catur.” Ups, saya
serasa memiliki dua sayap besar dan terbang berputar-putar mengelilingi ruang
kelas dengan ringannya.
Beliau adalah guru berkarakter pendidik sejati. Seperti yang
diungkapkan Prof. Ir. Klopper M.E. Kepada Bung Karno saat diwisuda:
“Ingatlah, bahwa
satu-satunya hal yang abadi adalah karakter seseorang. Kenangan terhadap
karakter itu akan tetap hidup, sekalipun dia mati.”
(Klopper
M.E)
- Mengenal
Seluruh Nama
“Kesuksesan
seseorang delapan puluh persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosionalnya dan dua
puluh persen dipengaruhi oleh kecerdasan intelektualnya.”
(Daniel
Goleman)
Ada cerita tentang Bapak Suwarno (Guru Sejarah dan
Bahasa SMP Pangkah Tegal). Saya
sungkan kepadanya karena beliau selalu menggunakan bahasa Krama Inggil (pilihan diksi tingkat tinggi untuk menghargai orang
yang sedang diajak bicara/bahasa jawa halus) kesan yang didapat dari beliau
adalah berikut.
A.
Semarah marahnya beliau akan terasa sejuk
dari segi verbal.
B.
Selalu memanggil dengan nama lengkap bahkan
ditafsirkan artinya (mampu membuat akar cinta dihati para murid).
C.
Jujur dalam memberikan nilai, valid, dan
terpercaya.
D.
Sangat disiplin (selalu hadir di depan
pintu sebelum KBM dimulai).
E.
Selalu mengawali perjumpaan dengan senyum,
salam, sapa, dan penuh semangat.
F.
Tak pernah menyuruh siswa untuk kepentingan
dirinya, tak pernah mencela apalagi merendahkan siswa.
G.
Dari sosok beliau juga saya belajar bagaimana memiliki dan mengelola kecerdasan emosional,
belajar bermimpi besar dengan energi besar juga belajar bagaimana menciptakan
warna hidup yang baik melalui karakter dan tafsir diksi nama.
(Ikan Hiu makan tim tam) – (See you
Next Time)
-------Sekian & Terimakasih-------
J J J
Komentar
Posting Komentar